![](https://vetnews.net/wp-content/uploads/2024/12/9849c743-8566-4e20-94c4-baa5abbba886.webp)
Tupai Berubah Pemakan Daging Perilaku Aneh Pada Tupai
Tupai berubah menjadi pemakan daging? Perilaku aneh ini mengejutkan para peneliti
Jakarta, pemerintahnews.com – Tupai tanah di California yang biasanya dikenal sebagai pemakan biji-bijian dan kacang-kacangan, kini menunjukkan perilaku tak biasa.
Di Taman Regional Briones, Contra Costa County, makhluk berbulu ini terekam kamera para peneliti sedang memburu dan memangsa tikus tanah.
![Tupai Berubah Pemakan Daging Perilaku Aneh Pada Tupai](https://vetnews.net/wp-content/uploads/2024/12/Untitled-21-300x169.jpg)
Penemuan ini dipublikasikan dalam jurnal Ethology pada 18 Desember 2024, menunjukkan bahwa perubahan perilaku ini kemungkinan terkait dengan lonjakan populasi tikus di kawasan tersebut. Jennifer Smith, profesor biologi dari University of Wisconsin-Eau Claire dan pemimpin proyek penelitian Squirrel Team, merasa terkejut saat melihat video yang memperlihatkan perburuan ini.
Saya terkejut dan sangat bersemangat untuk memahami lebih lanjut tentang perilaku ini,” ungkap Smith, seperti dikutip dari Live Science.
Peneliti mencatat bahwa tupai tanah California (Otospermophilus beecheyi) umumnya adalah vegetarian, tetapi mereka juga dikenal memakan serangga, telur, dan bahkan anak burung. Namun, perburuan tikus dewasa menjadi fenomena baru yang signifikan.
Perburuan Tikus, Perubahan Perilaku yang Mengejutkan
Selama periode penelitian pada Juni hingga Juli 2024, tupai tanah ini hampir setiap hari terlibat dalam perburuan tikus tanah California (Microtus californicus californicus). Perburuan ini melibatkan tupai yang mengejar, menggigit, dan akhirnya memakan kepala tikus, termasuk tulang dan dagingnya.
“Setelah tertangkap, tupai biasanya mulai memakan kepala tikus lalu mengambil daging dari tulang,” jelas Smith.
Peneliti juga mencatat bahwa ada interaksi agresif antar-tupai ketika mereka bersaing memperebutkan hasil buruan.
Ledakan populasi tikus yang mencapai tujuh kali lipat dari rata-rata 10 tahun terakhir diduga menjadi penyebab utama perilaku ini.
Smith memprediksi bahwa perilaku berburu ini kemungkinan hanya sementara dan akan kembali normal saat populasi tikus berkurang.
Squirrel Team akan terus memantau perilaku ini untuk memahami dampaknya terhadap kelangsungan hidup dan reproduksi tupai.
Lebih banyak makanan, terutama daging berkualitas tinggi, bisa berarti lebih banyak bayi tupai yang lahir,” tambahnya.
Fenomena ini memberikan wawasan baru tentang adaptasi perilaku hewan terhadap perubahan lingkungan. Meski perilaku ini terbilang unik, peneliti menilai kecil kemungkinan tupai akan memangsa hewan pengerat lainnya, seperti tikus.