
Gorila Gunung Afrika Spesies Terancam Punah, Apa Penyebabnya?
Gorila Gunung Afrika Spesies Terancam Punah, Apa Penyebabnya?
Gorila gunung (Gorilla beringei beringei), salah satu subspesies gorila timur, merupakan primata karismatik yang hanya ditemukan di hutan pegunungan di Afrika tengah.
Meski memiliki kekuatan fisik luar biasa dan tubuh yang mengesankan gorila gunung justru menjadi spesies yang sangat rentan terhadap kepunahan.
Populasi mereka terus menurun dan kini hanya tersisa sekitar 1.000 ekor di alam liar. Apa yang menyebabkan primata megah ini terancam punah?

Gorila Gunung Afrika Spesies Terancam Punah, Apa Penyebabnya?
1. Habitat yang Semakin Menyempit
Salah satu penyebab utama kepunahan gorila gunung adalah hilangnya habitat alami mereka. Hutan pegunungan di wilayah perbatasan Republik Demokratik Kongo, Rwanda, dan Uganda terus berkurang akibat pembalakan liar, pertanian, dan pembangunan permukiman manusia.
Saat hutan digunduli, gorila kehilangan tempat tinggal, sumber makanan, dan area perlindungan dari ancaman eksternal.
2. Perburuan dan Perdagangan Ilegal
Meski gorila gunung tidak diburu untuk daging secara langsung seperti spesies lainnya, mereka tetap menjadi korban perburuan ilegal. Anak gorila sering ditangkap untuk dijual sebagai hewan peliharaan eksotis
3. Penyakit yang Ditularkan Manusia
Gorila memiliki kesamaan genetik yang sangat dekat dengan manusia, sehingga mereka juga rentan tertular penyakit manusia seperti influenza, TBC, hingga COVID-19. Interaksi dengan wisatawan, peneliti, dan penduduk lokal meningkatkan risiko penularan penyakit, yang bisa mematikan bagi populasi gorila yang sudah kecil.
4. Konflik dan Ketidakstabilan Politik
Wilayah tempat gorila gunung tinggal sering kali menjadi zona konflik bersenjata. Perang saudara, kelompok militan, dan perburuan oleh milisi bersenjata memperburuk kondisi konservasi. Di banyak kasus, kawasan konservasi justru menjadi tempat persembunyian atau jalur gerilya, sehingga pengelolaan taman nasional menjadi tidak efektif.
5. Perubahan Iklim
Perubahan iklim secara perlahan mengubah struktur vegetasi dan suhu di hutan pegunungan.
Hal ini berdampak pada ketersediaan makanan gorila,
seperti daun, tunas, dan buah. Perubahan ini juga bisa memaksa mereka berpindah ke daerah yang lebih tinggi, yang mungkin tidak cocok untuk kelangsungan hidup mereka.
6. Ketergantungan pada Ekowisata
Meskipun pariwisata berbasis konservasi telah membantu pendanaan perlindungan gorila, ketergantungan berlebihan pada ekowisata juga membawa risiko. Ketika pandemi global seperti COVID-19 melanda, pendapatan dari wisata menurun drastis, mengganggu aktivitas konservasi dan mengurangi insentif bagi masyarakat lokal untuk menjaga gorila.
7. Upaya Konservasi yang Masih Terbatas
Meskipun telah ada banyak program konservasi, seperti penjagaan taman nasional, patroli anti-pemburuan, dan rehabilitasi habitat, jumlah gorila masih belum stabil.
Harapan untuk Masa Depan Gorila Gunung
Meski situasinya genting, belum semua harapan hilang. Berbagai organisasi seperti WWF, Dian Fossey Gorilla Fund, dan International Gorilla Conservation Programme (IGCP)
terus bekerja keras melakukan pelestarian gorila gunung.
Kerja sama lintas negara juga terbukti efektif, seperti pengelolaan bersama Taman Nasional Virunga dan Taman Nasional Volcanoes.
Edukasi kepada masyarakat lokal juga menjadi kunci. Ketika warga sekitar menyadari nilai ekologis dan ekonomi dari keberadaan gorila, mereka lebih termotivasi untuk ikut menjaga dan tidak melakukan pembalakan atau perburuan liar.
Baca juga: Fakta Pangolin Hewan Dilindungi yang Sisiknya Banyak Diburu
Kesimpulan
Gorila gunung Afrika adalah spesies langka dan unik yang saat ini berada di ujung tanduk kepunahan. Penyebab utamanya meliputi kehilangan habitat, perburuan, penyakit, konflik manusia, hingga perubahan iklim.
Menjaga keberlangsungan hidup gorila gunung bukan hanya
soal menyelamatkan satu spesies, tetapi juga mempertahankan keanekaragaman hayati dan ekosistem hutan Afrika yang penting bagi seluruh planet.
Tinggalkan Balasan