
5 Hal tentang Kijang yang Sering Disangka Rusa!
5 Hal tentang Kijang yang Sering Disangka Rusa!
5 Hal tentang Kijang yang Sering Disangka Rusa! Di Indonesia, tidak sedikit orang yang masih kesulitan membedakan antara kijang dan rusa. Kedua hewan ini memang memiliki kemiripan dari segi bentuk tubuh dan habitat yang kadang tumpang tindih, terutama di area hutan atau taman nasional. Namun, sebenarnya ada sejumlah perbedaan yang sangat mencolok jika diperhatikan lebih detail. Artikel ini akan mengupas lima fakta unik tentang kijang yang sering disangka sebagai rusa dan menjelaskan mengapa penting untuk memahami perbedaannya.
5 Hal tentang Kijang yang Sering Disangka Rusa!
1. Kijang Bukan Rusa: Spesies yang Berbeda
Salah satu kesalahpahaman paling umum di masyarakat adalah anggapan bahwa kijang adalah sejenis rusa. Padahal secara ilmiah, keduanya berasal dari famili yang berbeda. Kijang tergolong dalam genus Muntiacus dan merupakan bagian dari subfamili Muntiacinae, sedangkan rusa umumnya berasal dari genus Cervus atau Rusa. Meskipun keduanya termasuk dalam ordo Artiodactyla (hewan berkuku genap), spesies dan karakteristik biologisnya jelas berbeda.
Sebagai contoh, kijang sering disebut juga sebagai muntjak atau barking deer karena suaranya yang mirip anjing menggonggong. Ciri khas Kijang ini tidak ditemukan pada rusa. Dengan mengetahui asal-usul dan taksonomi ini, kita bisa lebih memahami perbedaan mendasar di antara keduanya.
2. Ukuran Tubuh dan Fisik yang Lebih Kecil
Secara umum, kijang memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dibandingkan rusa. Kijang jantan dewasa rata-rata memiliki tinggi badan sekitar 40–70 cm dan berat sekitar 10–25 kg, tergantung spesiesnya. Sementara itu, rusa bisa memiliki tinggi lebih dari satu meter dan berat mencapai 150 kg, tergantung jenisnya seperti rusa sambar atau rusa timor.
Selain itu, tanduk kijang jantan biasanya lebih pendek dan hanya memiliki satu cabang utama. Sebaliknya, tanduk rusa memiliki banyak cabang dan bisa tumbuh lebih panjang serta lebat. Ini menjadi ciri pembeda visual yang mudah diamati di alam atau kebun binatang.
3. Habitat dan Persebaran Kijang
Kijang adalah hewan asli dari wilayah Asia Selatan dan Tenggara, termasuk Indonesia. Di tanah air, kijang dapat ditemukan di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Mereka biasanya hidup di hutan lebat, area semak, dan perbukitan. Mereka cenderung memilih tempat yang memiliki tutupan vegetasi yang cukup rapat untuk bersembunyi dari predator.
Rusa juga hidup di wilayah serupa, namun cenderung berada di area yang lebih terbuka seperti padang rumput dan hutan campuran. Karena habitatnya yang tumpang tindih, masyarakat sering kali mengira hewan yang mereka lihat di hutan sebagai rusa, padahal kemungkinan besar adalah kijang.
4. Perilaku Unik: Kijang Bisa Mengeluarkan Suara Mirip Gonggongan
Rusa tidak memiliki kemampuan vokalisasi seperti ini. Mereka memang bisa mengeluarkan suara untuk berkomunikasi, namun tidak menyerupai gonggongan. Hal ini menandakan bahwa sistem komunikasi dan perlindungan diri keduanya pun berbeda.
Baca juga:10 Fakta Unik Kepiting yang Jarang Diketahui, Termasuk Hewan Purba!
5. Peran dalam Ekosistem dan Budaya
Kijang, seperti hewan herbivora lainnya, memainkan peran penting dalam ekosistem. Mereka membantu menyebarkan biji-bijian melalui kotorannya, menjaga keseimbangan populasi tanaman liar, dan menjadi bagian dari rantai makanan di hutan. Selain itu, kijang juga memiliki tempat dalam budaya dan cerita rakyat di beberapa daerah di Indonesia.
Hal ini menunjukkan bahwa kijang bukan hanya memiliki nilai ekologis tetapi juga nilai kultural yang tinggi.
Mengapa Penting Membedakan Kijang dan Rusa?
Pemahaman yang benar tentang spesies hewan sangat penting dalam upaya konservasi dan edukasi. Jika masyarakat terus menyamakan kijang dan rusa, maka potensi untuk melindungi masing-masing spesies bisa terganggu. Misalnya, kebijakan konservasi bisa menjadi tidak tepat sasaran jika dasar identifikasi hewannya salah.
Kesimpulan
Kijang bukanlah rusa. Dengan mengetahui perbedaan-perbedaan ini, kita bisa lebih bijak dalam mengenali keanekaragaman hayati yang ada di sekitar kita. Edukasi semacam ini juga penting untuk membantu konservasi hewan liar dan menyadarkan kita akan pentingnya menjaga habitat alami mereka.
Jadi, jika kamu melihat hewan berkaki empat dengan tanduk kecil dan tubuh ramping di tengah hutan yang mengeluarkan suara seperti gonggongan—besar kemungkinan itu adalah kijang, bukan rusa!
Tinggalkan Balasan