Dugong adalah mamalia laut yang sering disebut sebagai “duyung” atau “sapi laut.” Meskipun jarang terlihat, hewan ini memiliki banyak fakta menarik yang menunjukkan betapa unik dan rentannya mereka terhadap perubahan lingkungan. Salah satu fakta mengejutkan: dugong ternyata mudah mengalami stres, terutama akibat aktivitas manusia di laut.

6 Fakta Unik Dugong, Ternyata Mudah Stres
Berikut ini enam fakta unik tentang dugong yang perlu Anda ketahui.
1. Dugong Termasuk Mamalia Herbivora Laut
Berbeda dengan kebanyakan mamalia laut lainnya seperti lumba-lumba atau paus yang karnivora, dugong adalah herbivora. Makanan utama mereka adalah lamun (seagrass), yang tumbuh di dasar laut dangkal. Dalam sehari, dugong dewasa bisa mengonsumsi hingga 40 kg lamun.
Karena makanannya sangat spesifik, dugong sangat tergantung pada kelestarian ekosistem lamun yang kini mulai terancam oleh aktivitas manusia dan perubahan iklim.
2. Dugong Bisa Hidup Hingga Usia 70 Tahun
Dugong termasuk hewan laut dengan usia hidup yang panjang. Dalam kondisi ideal, dugong bisa hidup hingga usia 70 tahun. Namun, dalam kenyataannya, banyak dugong yang mati muda akibat tertabrak kapal, terjebak alat tangkap ikan, atau pencemaran laut.
Populasi dugong dunia semakin menurun, dan kini hewan ini masuk dalam daftar hewan rentan menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN).
3. Dugong Mudah Stres Karena Gangguan Lingkungan
Salah satu fakta yang kurang banyak diketahui adalah bahwa dugong termasuk hewan yang mudah stres. Suara bising dari kapal, aktivitas pembangunan pantai, hingga pencemaran air dapat membuat dugong kehilangan arah, mengurangi nafsu makan, dan menjauhi habitatnya.
Stres berkepanjangan bisa membuat dugong enggan berkembang biak, sehingga sangat memengaruhi kelangsungan populasinya di alam liar.
4. Dugong Tidak Bisa Bertahan di Penangkaran Lama
Meskipun pernah dicoba untuk dipelihara di penangkaran atau akuarium besar, dugong terbukti sangat sulit beradaptasi dengan lingkungan buatan. Mereka lebih mudah mengalami stres dan sakit jika dipisahkan dari habitat aslinya, yakni laut dangkal yang penuh lamun.
Inilah alasan mengapa konservasi dugong lebih difokuskan pada pelestarian habitat alaminya dibandingkan pembiakan buatan di penangkaran.
Baca juga:Fakta Menarik Elang Flores, Pernah Dianggap Sebagai Leluhur Manusia
5. Dugong Berkomunikasi Lewat Suara Seperti Peluit
Dugong menghasilkan suara bernada tinggi mirip peluit untuk berkomunikasi satu sama lain, terutama antara induk dan anak. Komunikasi ini penting untuk menjaga ikatan sosial, memperingatkan bahaya, dan menunjukkan lokasi satu sama lain saat mencari makanan.
Namun, suara dari kapal dan aktivitas manusia di laut dapat mengganggu komunikasi ini, membuat dugong kesulitan untuk berinteraksi dan bertahan hidup.
6. Dugong Punya Hubungan Kekerabatan dengan Gajah
Meskipun hidup di laut, dugong memiliki hubungan evolusioner yang dekat dengan gajah. Keduanya berasal dari kelompok mamalia yang sama, yakni Sirenia (untuk dugong) dan Proboscidea (untuk gajah), yang berasal dari nenek moyang mamalia darat.
Ciri-ciri seperti kulit tebal, metabolisme lambat, dan pola makan herbivora menunjukkan kedekatan evolusi antara kedua spesies ini.
Kesimpulan: Perlunya Perlindungan Serius untuk Dugong
Dugong adalah makhluk laut yang tenang, pemalu, dan sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Fakta bahwa mereka mudah stres menunjukkan betapa pentingnya menjaga habitat alami mereka tetap bersih, tenang, dan kaya akan lamun.
Upaya perlindungan dugong tidak hanya penting untuk spesies itu sendiri, tetapi juga bagi keseimbangan ekosistem laut secara keseluruhan.
Tinggalkan Balasan